Basis Teologis Dakwah Ekologis

Main Article Content

Ahmad Khoirul Fata

Abstract

The damage of nature is caused by human activities. That makes any disasters that falling on human. The ecological crisis must be solved by religious people to avoide human existence threat. In this point, dakwah as a attempt to make the human condition better than before, must enter to this scope. Ecological dakwah is transformation of human view on the nature, from anthropocentric paradigm to islamic paradigm. The aim of this alterationi show human can make their treatment to nature better than before. Human stop exploitation of natureand make a harmonic relation with the nature. There are three islamic doctrines to build the ecological dakwah: nature and human are creation of Allah, natureand human are signs of existence of Allah, and human are chaliph of Allah in theworld.             


Kerusakan alam yang terjadi akibat perilaku manusia, menyebabkan berbagai bencana alam yang menimpa manusia. Krisis ekologi tersebut harus segera ditangani kaum agamawan agar tidak mengancam eksistensi manusia. Di sinilah dakwah sebagai upaya mengubah kondisi manusia menjadi lebih baik harus segera masuk ke ruang ekologis ini. Dakwah ekologis dimaksudkan untuk mengubah paradigma manusia dari antroposentrisme menuju ke paradigma yang islami dalam menjalin hubungan dengan alam. Dengan perubahan itu diharapkan perlakuan manusia terhadap alam tidak lagi eksploitatif sehingga alam tetap terjaga kelestariannya. Ada beberapa doktrin Islam yang bisa menjadi landasan bagi dakwah model ini, yaitu: konsep alam dan manusia sebagai makhluk Allah, alam dan manusia sebagai ayat Allah, dan manusia sebagai khalifah Allah di bumi.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Fata, Ahmad Khoirul. “Basis Teologis Dakwah Ekologis”. Jurnal Bimas Islam 10, no. 2 (June 30, 2017): 375–401. Accessed March 29, 2024. https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/28.
Section
Articles

References

Ahmad Khoirul Fata dan Siti Mahmudah Noorhayati. “Sekularisme dan Tantangan Pemikiran Islam Kontemporer.”Madania,vol 20, no 2 (Desember 2016).
Ahmad Khoirul Fata, “Teologi Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Ulul Albab,vol 15, no 2, 2014.
Baalbaki, Rohi, al-Mawrid: A Modern Arabic – EnglishDictionary. Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin, 1995.
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia, 2000.
Borrong, Robert P.,Etika Bumi Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003
Al-Faruqi, Isma`il Raji,al-Tawhid: itsImplicationsforThoughtand Life, Virginia: International Instituteof Islamic Thought, 1992
Haidar Bagir, “Fitrah dan Kebahagiaan”, http://mizan.com/index.php?fuseaction=plong&id=44 (diakses pada 28 Pebruari 2013)
Heriyanto, Husen,Paradigma Holistik, Jakarta: teraju, 2003
Husnul Khitam, “Kontekstualisasi Teologi Sebagai Basis Gerakan Ekologi,”Dinika,vol 1, no 2, Mei-Agustus 2016.
Ibnu Dahlan El-Madary,“Hawa Nafsu (Itba’ al-Hawa) dan Penjelasannya”, http://tanbihun.com/tasawwuf/tasawuf/hawa-nafsu-itba%E2%80%99-al-hawa-dan-penjelasannya/#.UTdZ6VETjMw (diakses tgl 1 Maret 2013)
MartinHarun, “Taklukkanlah Bumi dan Berkuasalah,” Pelita Zaman,vol 13, no 2, 1998.
Mujiyono Abdillah, “Rekonstruksi Teologi Lingkungan dalam Pembangunan Masyarakat Madani,” Jurnal Innovatio,vol 5 No 10, (Juli-Desember 2006)
Schimmel, Annemarie, The MysticalDimensionsof Islam,Chapel Hill: The UniversityofNorth Carolina Press, 1975.
Yonky Karman, “Teologi Ramah Lingkungan,” Kompas, 23 November 2007.
“Banyak Cara Menyelamatkan Bumi”. Majalah Serasi edisi 02/2009.
“Kerusakan Lingkungan Masif,” Kompas, tanggal 20 Maret 2017.