Penyuluhan Islam di Era Modern: Potret Dakwah Sebagai Media Komunikasi Profetik

Main Article Content

Hasani Ahmad Said
Sunandar Ibnu Nur

Abstract

Abstraksi


Di sejumlah negara berkembang seperti di Asia Tenggara, media melakukan perannya yang dilukiskan sebagai “agen pembangunanâ€. Munculnya konsep informasi masyarakat (information society) di Indonesia saat ini semakin diperkuat dengan hadirnya era digitalisasi informasi. Salah satunya adalah Televisi sebagai media komunikasi massa yang efektif di Indonesia akhir-akhir ini cukup banyak pula digunakan sebagai alat pendidikan dan siaran keagamaan. Di zaman maju seperti sekarang ini dakwah tidak cukup disampaikan dengan lisan tanpa bantuan alat-alat modern yang sekarang ini dikenal dengan sebutan alat-alat atau media komunikasi massa, yaitu; pers (percetakan), radio, film dan televisi. Kata-kata yang terucapkan dulu terbatas jarak antara ruang dan waktu. Sekarang sudah tidak ada halangan lagi. Beberapa media baik elektronik maupun cetak, keduanya sama-sama berperan besar dalam mempercepat informasi dan kabar yang baru saja terjadi di tempat lain. Kenyataan membuktikan bahwa hubungan antara manusia sekarang ini hampir-hampir tidak bisa menghindarkan diri dari pemakaian alat-alat komunikasi massa. Bahkan menurut Carl Hovlan, ciri yang menonjol bagi abad 20 ini ialah kenyataan bahwa kita hidup dalam abad teknologi informasi. Tulisan ini akan mengungkap media komunikasi masa melalui Televisi dalam rangka mempermudah sarana dakwah.


 


Abstract


In developing countries such as in Southeast Asia, the media has done the rolethat described as “development agent†The emergence of information society concept in Indonesia today is strengthened by the presence of digital information era. One of them is television as effective mass communication media in Indonesia. Lately, it is simply being used as an educational tool and a religious broadcast. At times advance as today, da’wah or mission is not enough to delivered by oral without additional of modern tools that well known as mass media for communication function, such as; press (printing), radio, film and television. The words first uttered by limited distance between space and time. Now there are no more obstacles. Some medias, both electronic and print, they both play a big role in speed up delivering information and news that just happened in other place. The fact proves that the relationship between people today can hardly avoid the use of the means of mass communication. Even according to Carl Hovlan, a prominent feature of the 20th century is the fact that we live in the age of information technology. This article will reveal the future through television media communication in order to facilitate the means of da’wah.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Ahmad Said, Hasani, and Sunandar Ibnu Nur. “Penyuluhan Islam Di Era Modern: Potret Dakwah Sebagai Media Komunikasi Profetik”. Jurnal Bimas Islam 9, no. 1 (March 31, 2016): 83–116. Accessed December 26, 2024. https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/136.
Section
Articles

References

Bleicher, Josef, Hermeneutika Kontemporer,Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2003.

Badruzzaman Busyairi, “Revolusi Informasi” dalam Buletin Dakwah DII, Mei 1990.

Davis, Aeron, “Culture and Society, Media effects and the question of the rational audiences: lessons from the financial markets”, Media, Culture and Society, Sage Publication, 2006.

Effendi, Onong Uchjana,Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000.

Ghazali, M. Basri, Dakwah Komunikatif, Membangun Kerangka Dasar Ilmu Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, "Pedoman Guru Agama Lanjutan Atas", , Jakarta : Dirjen Bimas Islam Depag RI, 1974.

Effendy, Onong Udjana, Kamus Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1998.

Habib, M. Syafa’at, Pedoman Dakwah, Jakarta: Widjaya Jakarta, 1982.

Lubis, Basrah, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Tursina, 1993.

Mulyana, Deddy dan Idi S. Bercinta Dengan Televisi, Kumpulan makalah dan artikel. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997.

Mowlana, Hamid, George Gebner, & Herbert Schiller (Eds), Triumph of the Image : The Media’s War in the Persian Gulf – A Global PerspectiveBoulder, San Franscisso, Oxford: Westview, 1992.

Purwasito, Andrik. Komunikasi Multikultural. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2003.

Al-Qardhawy, Yusuf, Pengantar Kajian Islam, Jakarat: Pustaka Al-Kausar, 2003.

Qathani, Sa’îd bin ‘Alî, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Jakarta: Gema Insani Press, 1994.

Rafiuddin, Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 1997

Suminto, R.H.A, Problematika Dakwah, Jakarta: Tintamas, 1973.

Saputra, Iswandi, Komunikasi Profetik : Konsep dan Pendekatan, Bandung: Simbiosa, 2007.

Sutisno, P.C.S., ”Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video,” Jakarta: PT. Grasindo, 1993.

Taufik, M. Tata, “Konsep Islam Tentang Media”Rabu, 7 Maret 2007.

Tarigan, Azhari Akmal, Islam Universal, Kontekstualisasi NDP HMI dalam Kehidupan Beragama di Indonesia,Bandung: Cipta Pustaka, 2003.

Toffler, Alvin. Kejutan dan Gelombang. Jakarta: Pantja Simpati, 1988.

Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo, 2000.

Zulkarnain, Alex Leo, Bercinta dengan Televisi,Bandung:Remaja Rosdakarya,1997.

Zaidan, Abdul Karim, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2,Jakarta: Media Dakwah, 1984.