Demokrasi, Politik Identitas, dan Kohesi Sosial Peluang dan Tantangan Strategi Dakwah untuk Menghalau Provokasi Politik di Indonesia

Main Article Content

Husni Mubarok

Abstract

This paper intends to discuss the latest problems in Indonesia due to identity politics, its potential solutions, and implications for preachers (and religious leaders in general) to reconcile the cracked social relations in Indonesia. Indonesia is recognized as one of the succeed transitional countries in the world. Even so, democracy in a pluralistic country like Indonesia is always potentially prone to conflict because of identity politics for, instead of unitingit is divided society. In current time, more people became more sensitive and easily provoked. How to understand this phenomenon? What solutions can be made to overcome them? This paper argues that democracy is the best political system owned by the Indonesian people. While recognizing that democracy inherently allows identity politics, this paper argues that identity politics must be managed in such a way as to strengthen the resilience of the people from the onslaught of provocation. This paper proposes social cohesion as a solution. Social cohesion contains four elements: structural involvement, involvement of associations, involvement of day-to-day activities, and symbolic or cultural involvement.


Tulisan ini hendak mendiskusikan berbagai persoalan mutakhir di Indonesia akibat politik identitas, jalan keluarnya, dan hal-hal yang mungkin dilakukan para mubaligh (dan tokoh agama pada umumnya) untuk merekatkan kembali hubungan sosial di masyarakat yang tengah retak. Demokrasi di Indonesia diakui sebagai satu dari sedikit negara yang mengalami transisi dan berhasil. Meski demikian, demokrasi di negara plural seperti Indonesia selalu berpotensi rawan konflik sebab politik identitas yang, alih-alih mempersatukan, ia malah memecah belah masyarakat. Belakangan situasinya berubah yang mana masyarakatsemakin sensitif dan mudah terprovokasi. Bagaimana memahami fenomena ini? Apa jalan keluar yang bisa diajukan untuk mengatasinya? Tulisan ini berargumen bahwa demokrasi adalah sistem politik terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Seraya mengakui demokrasi secara inheren memungkinkan politik identitas, tulisan ini berpendapat bahwa politik identitas harus dikelola sedemikan rupa dengan salah satunya memperkuat daya tahan masyarakat dari gempuran provokasi. Tulisan ini mengusulkan kohesi sosial sebagai jalan keluarnya. Kohesi sosial tersebut mengandung empat unsur: Keterlibatan struktural, keterlibatan asosiasi, keterlibatan kegiatan sehari-hati, dan keterlibatan simbolik atau kebudayaan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Mubarok, Husni. “Demokrasi, Politik Identitas, Dan Kohesi Sosial: Peluang Dan Tantangan Strategi Dakwah Untuk Menghalau Provokasi Politik Di Indonesia”. Jurnal Bimas Islam 11, no. 2 (June 30, 2018): 365–400. Accessed December 22, 2024. https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/57.
Section
Articles

References

Aritonang, Deytri R,. "Ternyata Tingkat Partisipasi dalam Pilpres Menurun Dibandingkan Pileg (23/04/2014)", Kompas.com. https://bit.ly/2L9dz0A. (Diakses pada 19 Juli 2018).
Badan Pusat Statistik, “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut. Indonesia”, bps.go.id https://bit.ly/2L7ZRej, diakses pada 19 Juli 2018.
Calhoun, C. J, "Social theory and the politics of identity”, 1994.
George, Cherian, Hate Spin: The Manufacture of Religious Offense and Its Threat to Democracy. Cambridge: The MIT Press, 2016.
Held, D., Models of democracy, Polity, 2006.
Kurnia, Tommy, “5 Negara dengan Jumlah Pengguna Media Sosial Terbanyak, Indonesia Berapa?, 24 April 2018”, Liputan6.com, https://bit.ly/2NuoK0H., diakses pada 18 Juli 2018.
Lattu, I. Y. M., “Orality and interreligious relationships: The role of collective memory in Christian-Muslim engagements in Maluku, Indonesia”, Doctoral dissertation, Graduate Theological Union, T. Th.
Leftwich, A. What is Politics: The Activity and Its Study, T. tp: John Wiley & Sons, 2015.
Lestari, Sri, “Pertarungan Pilpres Sengit di Media Sosial”, bbc.com, 05/07/2014, https://bbc.in/2mqMpTX, (diakses pada 19 Juli 2018).
Nugroho, Bagus P. “Di Depan Para Gubernur, Jokowi Sebutkan Jumlah Kepala Daerah Korupsi”, Detik.com, 11/12/2017). https://bit.ly/2zN0AfL. (diakses pada 18 Juli 2018).
Rahman, F., Islam, Chicago: Chicago University, 1979.
Schumpeter, Joseph, Capitalism, Socialism and Democracy, London and New York: Routledge, 1942.
Stepan, A., Linz, J. J., & Yadav, Y., Crafting State-Nations: India and other Multinational Democracies, JHU Press, 2011.
Swidler, L., A Universal Declaration of a Global Ethic. In Dialogue for Interreligious Understanding, New York: Palgrave Macmillan, 2014