Revitalilasi Peran KUA Kecamatan Menjalankan Tugas Kepenghuluan dalam Menghadapi Hukum Adat Nikah Sub Suku Dayak Senganan di Kecamatan Tanah Pinoh
Main Article Content
Abstract
The purpose of this study is to find out how the role of KUA in Tanah Pinoh Sub-district in carrying out the Moslem headman task to face the customary law influence of the Dayak Senganan sub-tribe, and also to identify the factors causing the role weakening so the ideality of the legal basic mandate used by KUA Sub-district becomes not optimal. The results of this study show that the role of KUA Sub-district tends to weaken at certain timeswhen dealing or intersecting with the application of marriage customary law in the Dayak Senganan sub-tribe. This is indicated by the still ongoing marriages of the Dayak Senganan sub-tribe who perform traditional rituals that are contrary to the Shari'a and the laws and regulations that underlie the KUA Subdistrict's implementation precept duties. The factors that cause the weakening of KUA Sub-district role that KUA Sub-district has not yet understood the marriage regulation, the lack of regulation socialization, the maximum KUA District is running main tasks and functions, the lack of social communication KUA District in the community, the lack of understanding of local wisdom around it, the strengthening of influence materialism in the customary marriage law determination, the lack of religious law elements in the stipulation of customary law. KUA Subdistrict must strengthen other functions in the form of active roles in da'wah and togetherness with community leaders and traditional leadersin terms of the religious law application, state and customary law in every marriage activity.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran KUA Kecamatan Tanah Pinoh dalam menjalankan tugas kepenghuluan menghadapi pengaruh dari hukum adat nikah sub suku Dayak Senganan, dan juga untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab melemahnya peran tersebut sehingga idealita dari amanah dasar hukum yang dipakai KUA Kecamatan menjadi tidak maksimal. Hasil penelitian menunjukkan peran KUA Kecamatan cenderung melemah pada saat-saat tertentu yaitu pada waktu berhadapan atau bersinggungan dengan penerapan hukum adat nikah pada sub suku Dayak Senganan. Hal ini ditandai dengan masih adanya pelaksanaan nikah pada masyarakat sub suku Dayak Senganan yang melakukan ritual adat yang bertentangan dengan syariat dan peraturan perundang-undangan yang mendasari pelaksanaan tugas kepenghuluan KUA Kecamatan. Faktor-faktor penyebab melemahnya peran KUA Kecamatan adalah masih belum maksimalnya KUA Kecamatan memahami regulasi tentang nikah, minimnya sosialisasi regulasi tersebut, tidak maksimalnya KUA Kecamatan menjalankan tupoksi, rendahnya komunikasi sosial KUA Kecamatan di masyarakat, rendahnya pemahaman akan kearifan lokal yang ada disekitarnya, menguatnya pengaruh materialisme dalam penetapan hukum adat nikah, minimnya unsur syariat agama dalam penetapan hukum adat. KUA Kecamatan harus menguatkan fungsi lainnya berupa peran aktif dalam dakwah dan kebersamaan dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat dalam hal penerapan hukum agama, negara dan hukum adat di setiap kegiatan pernikahan
Downloads
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
References
---. 2015. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam. Surabaya. Sinarsindo Utama.
Sabiq, Sayyid. 1981. Fikih Sunnah (Jilid 6-7). Bandung. PT Alma’arif.
Mubarok, Achmad. 2001. Nasehat Perkawinan Untuk Calon Mempelai Baru dan Mempelai Lama. Jakarta. Bina Rena Pariwara.
Madjrie, Abdurrahman.1999. Meluruskan Akidah. Yogyakarta. Titian Ilahi Press.
---. 2004. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung. Diponegoro.
---. 2002. Materi Kongres Adat Suku Dayak Dan Suku Melayu Di Kabupaten Sintang Tahun 2002. Sintang. Sekretariat Kongres Adat,
Zuhaili, Wahbah. 2012. Fiqih Imam Syafi’i 2. Jakarta. Halmahira.
Suyanto, Bagong & Sutinah (ed). 2009. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta. Kencana.
Dewan Penyunting. 2011. Perkawinan Dan Keluarga (Majalah Bulanan) Nomor 459. Jakarta. BP4 Pusat.
Dewan Penyunting. 2013. Perkawinan Dan Keluarga (Majalah Bulanan) Nomor 482. Jakarta. BP4 Pusat.
Dewan Penyunting. 2014. Perkawinan Dan Keluarga (Majalah Bulanan) Nomor 499. Jakarta. BP4 Pusat.
Agus,Bustanuddin. 2006. Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
www.bukuonline.iainptk.ac.id
www.ferrigunawan32.blogspot.com
https//folksofdayak.wordpress.com