Tradisi Minoritas Muslim dan Toleransi di Lingkungan Kristen: Konstruksi Identitas Muslim Kendahe di Perbatasan Indonesia-Filipina Muslim Minority Traditions and Tolerance in the Christian Environment: Identity Construction of the Kendahe Muslim on the Indonesia-Philippines Border

Main Article Content

Donald Qomaidiasyah Tungkagi

Abstract

Kedahe is located in the Sangihe Islands Regency, North Sulawesi, which is directly connected to the Philippines. As the territory of the former Islamic kingdom of Kendar or Kendahe, but now Islam is a minority religion in this region. The process of Islamization in this area is recorded due to the influence of the Sultanate of Sulu and the Sultanate of Ternate in the 15th century. This study uses a descriptive-approach, with data collection techniques: literature study, interviews, observation and documentation. The research findings, although Kendahe Muslims are a minority on the border, the Kendahe Muslim community still maintains and their traditions are passed down from generation to generation. For them, the Islamic tradition is the glue of tolerance and a form of existence. However, the existence of Masade's local religion, also known as Old Islam, is a challenge in itself regarding the existence of formal Islam in Kendahe. Tensions arise because of theological differences and similarities in some religious rituals. However, it does not end in a conflict that pursues violence. Even though Islam is a minority in the Indonesia-Philippines border area, tolerance is maintained and mutual respect between tribes, races and religions makes Kedahe in particular and the Sangihe Islands generally safe border areas.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Tungkagi, Donald Qomaidiasyah. “Tradisi Minoritas Muslim Dan Toleransi Di Lingkungan Kristen: Konstruksi Identitas Muslim Kendahe Di Perbatasan Indonesia-Filipina: Muslim Minority Traditions and Tolerance in the Christian Environment: Identity Construction of the Kendahe Muslim on the Indonesia-Philippines Border”. Jurnal Bimas Islam 15, no. 2 (December 7, 2022): 237–272. Accessed April 26, 2024. https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/694.
Section
Articles

References

Alex J. Ulaen. Nusa Utara, Dari Lintasan Niaga Ke Daerah Perbatasan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.

Amany Lubis. “Peningkatan Kesejahteraan Wilayah Perbatasan.” In Strategi Dakwah Di Kawasan Perbatasan Kalimantan Utara, 21–40. Jakarta: Media Alo Indonesia, 2016.

Azis, Muhammad Nur Ichsan. “Agama Lokal Di Kawasan Perbatasan: Kepercayaan Masade’ Di Kepulauan Sangihe.” Jurnal Kebudayaan 14, no. 2 (2019): 131–40.

———. “Agama Lokal Di Kawasan Perbatasan: Kepercayaan Masade’ Di Kepulauan Sangihe.” Jurnal Kebudayaan 14, no. 2 (2019): 131–40.

BPS-Sangihe. Kabupaten Kepulauan Sangihe Dalam Angka 2022. Tahuna: BPS Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2022.

Brilman, D. “De Zending Op de Sangir En Talaud Oilanden,” 1938. https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?coll=boeken&identifier=MMKB06:000005071:00173.

Danie, J. Akun, Hunggu Tadjuddin Usup, J.A. Karisoh-Najoan, and Margaretha Liwoso. Geografi Dialek Bahasa Sangir. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998.

Dedees, Adek Risma. “Melayu Di Atas Tiga Bendera: Konstruksi Identitas Nasionalisme Masyarakat Perbatasan Di Kepulauan Batam.” JSP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 19, no. 2 (2015): 141–53.

End, Th. van den. Ragi Carita, Sejarah Gereja Di Indonesia 1500-1860. Jakarta: Badan Penerbit Kristen (BPK) Gunung Mulia, n.d.

Erde, J.C. van. “De Volken van Nederlandsch-Indie,” n.d.

Hefni, Wildani. “Moderasi Beragama Dalam Ruang Digital: Studi Pengarusutamaan Moderasi Beragama Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.” Jurnal Bimas Islam, 2020. doi:10.37302/jbi.v13i1.182.

Ichsan Azis, Muhammad Nur. “Islamisasi Di Kawasan Laut Sulawesi Pada Abad Ke-19.” Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 5, no. 1 (2019): 1–22. doi:10.36424/jpsb.v5i1.14.

Imanuddin, Deni Irawan, Zulfikar Ghazali, and Datuk Imam Marzuki. “Islam Di Perbatasan Indonesia-Malaysia: Potret Dakwah Di Sajingan Besar , Kalimantan Barat.” Syams : Jurnal Studi Keislaman 2, no. 1 (2021).

Kaunang, Ivan Robert Bernadus. Bulan Sabit Di Nusa Utara: Perjumpaan Islam Dan Agama Suku Di Kepulaaun Sangihe Dan Talaud. Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2013.

Lahindah, Patur Rahman, Albert W. S. Kusen, and Nasrun Sandiah. “Islam Masade Di Desa Lengganeng Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe.” Holistik XI, no. 21A (2018): 1–20.

Macpal, Sunandar. “Perbatasan, Nelayan Dan Kemiskinan: Konstruk Kemiskinan Pada Wilayah Perbatasan Indonesia-Filipina.” Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) 6, no. 2 (2021): 181. doi:10.24114/antro.v6i2.18776.

Macpal, Sunandar, and Irwan Abdullah. “Ana’u Sengkatau; Praktik Toleransi Beragama Di Perbatasan Indonesia-Filipina.” Shahih; Journal of Islamicate Multidisciplinary 4, no. 1 (2019): 39–48.

Malukow, Alfian. Kebudayaan Sangihe. Lenganeng, 2009.

Mattulada. Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar Dalam Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2011.

MAY, R.J. “The Religious Factor in Three Minority Movements: The Moro of the Philippines, the Malays of Thailand, and Indonesia’s West Papuans.” Contemporary Southeast Asia 13, no. 4 (1992): 396–414.

Mukzizatin, Siti. “Understanding The Religious Behavior of Tuban Coast Communities Reconstruction of Wali Songo’s Da’wah Strategy and Method.” Jurnal Bimas Islam 11, no. 11 (2018): 249–76.

Paeni, Mukhlis, Edward Poelinggomang, Abdul Madjid Kallo, Bambang Sulistyo, Anwar Thosibo, and Andi Maryam. Sejarah Kebudayaan Sulawesi. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 1995.

Pristiwanto. “Dinamika Pisang (Filipina-Sangihe) Di Perbatasan Indonesia-Filipina.” Antropologi Indonesia 37, no. 1 (2017): 40–52. doi:10.7454/ai.v37i1.8765.

Pusparini, K, B Wahyudi, and P Widodo. “Strategi Pemerintah Dalam Pengembangan Ekonomi Di Kawasan Perbatasan Laut Indonesia–Filipina (Studi Di Kabupaten Kepulauan Sangihe).” Ekonomi Pertahanan, 2020, 1–20. http://139.255.245.7/index.php/EP/article/view/546.

Rohman, Baeti. “Toleransi Dalam Masyarakat Plural Melalui Kompetensi Penyuluh Agama Dalam Pelayanan Umat Tolerance in Plural Societies Through the Competence of Religious Instructors in Service to the Ummah.” Jurnal Bimas Islam 15, no. 1 (2022): 65–102. jurnalbimasislam.kemenag.go.id/index.php/jbi.

Rosidi, Achmad. Perkembangan Paham Keagamaan Lokal Di Indonesia. Jakarta: Bad, 2011.

Rouf, Abdul. “Islam Pluralis Dan Multikulturalisme.” Bimas Islam 11, no. 4 (2018): 783–831. http://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/index.php/jbi/article/view/70.

———. “Penguatan Landasan Teologis: Pola Mewujudkan Moderasi Kehidupan Beragama.” Jurnal Bimas Islam 13, no. 1 (2020): 105–40.

Sabara. “Membangun Semangat Kebangsaan Melalui Agama Pada Masyarakat Perbatasan Di Sebatik Tengah.” Al-Qalam 26, no. 2 (2020): 9–25.

Saleeby, Najeeb M. The History of Sulu. Manila: Beureau of Printing, 1908.

Sandy, Dwi Kurnia, and Nur Izzatul Ulum. “Latar Belakang Pemilihan Tahuna Sebagai Pusat Ekonomi Dan Politik Di Pulau Sangihe Besar Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda.” TUMOTOWA 3, no. 1 (2020): 39–50.

Soegondho, Santoso. “Warisan Budaya Untuk Pengembangan Daerah Perbatasan.” Jejak-Jejak Arkeologi Di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah Dan Daerah Lainnya. Manado, 2006.

Sonjaya, Jajang Agus, Stefanus, Sultan Kurnia, and Prasasti Windananti Narita. Sangihe: Menyelami Kehidupan Agraris Dan Maritim Di Nusa Utara. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.

Sugiharto, Wakhid. “Dinamika Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Masade Di Langeneng Di Tabukan Utara, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara.” Harmoni: Jurnal Multikultural Dan Multireligius X, no. 3 (2011).

Sulut, Kanwil Kemenag. “Jumlah Pemeluk Agama Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2019.” Sulut.Kemenag.Go.Id, 2020. https://sulut.kemenag.go.id/data_umat/8/Data-Pemeluk-Agama-Menurut-Kabupaten-Kota-di-Prov.-Sulut-Thn.-2019.

Syafwan Rozi. “Konstruksi Identitas Islam Perbatasan: Sebuah Sinstesis Terhadap Identitas Tradisional Dan Identitas Modernis Dalam Paham Keagamaan Di Daerah Rao Sumatera Barat.” In Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS XII). Kementerian Agama, 2019.

Tandi, R. “Masuknya Agama Kristen Di Daerah Sangihe-Talaud.” Universitas Sam Ratulangi, 1973.

Taulu, H. M. Sejarah Ringkas Masuknya Islam Di Sulawesi Utara. Manado: Yayasan Manguni Render, 1977.

Tungkagi, Donald Qomaidiasyah. “Islam Di Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara: Dinamika Islamisasi Di Kerajaan Kaidipang Besar Dan Bintauna Abad Ke-17-19 M.” Jurnal Lektur Keagamaan 17, no. 2 (2020): 461–500. doi:http://doi.org/10.31291/jlk.v17i2.747.

Ulaen, Alex J. “Nusa Utara Tepian Lintasan.” In Diskusi Ilmiah Memahami Jalur Sutra Sebagai Jalur Dialog Antar Budaya. Cisarua-Bogor, 1997.

Ulaen, Alex J., Triana Wulandari, and Yuda B. Tangkilisan. Sejarah Wilayah Perbatasan Miangas-Filipina 1928-2010: Dua Nama Satu Juragan. Jakarta: Direktorat Geografi Sejarah, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011.

Ulaen, Alex John. Nusa Utara: Dari Lintasan Niaga Ke Daerah Perbatasan. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016.

Walandungo, Don Javirius. “Islam Tua Terpasung Dan Merana: Pendekatan Sosiologis Historis Terhadap Sebuah Kehidupan Keagamaan Di Kepulauan Sangihe.” Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2002.

Waworoentoe, Sumuan, Talumena, P.H. Koagow, Tumenggung Sis, A. Ulaen, Tandi, E. Inkiriwang, and Rondonuwu. Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980.

Widiyanto, Nur. “The Challenges of Myth Based Coexistence between Christian and Muslim in Kendahe , Sangihe Islands , North Sulawesi Province.” Jurnal ETNOHISTORI 1, no. 1 (2014).

Wuryandari, Ganewati, and Sandy Nur Ikfal Raharjo. “The Existence of ‘Sapi/Pisang’ People: Challenges and Opportunities for Indonesia-Philippines Border Area Development.” Jurnal Kajian Wilayah 10, no. 2 (February 18, 2019): 21. doi:10.14203/jkw.v10i2.822.

Zulfiah. “Paradigma Baru Komunikasi Antarumat Beragama Di Kota Palu.” Jurnal Bimas Islam 9, no. 1 (2016): 53–82.