Pendekatan Politik sebagai Strategi Unifikasi Kalender Hijriyah Sejajar dengan Kalender Masehi

Main Article Content

Siti Tatmainul Qulub

Abstract

This paper discusses about the political approach through the government authority as an effort to unify hijri calendar to be parallel to the Christian calendar. Hijri calendar is needed by Muslims because it is closely related to the implementation of worship. This calendar has been running 14 centuries, but not yet be a universal calendar that gives certainty to Muslims. The Christian calendar can be a global calendar that takes 19 centuries. Many changes that must be lived in the Christian calendar. The three main conditions for establishing an established calendar have been met by the Christian calendar ie there is a single authority, there are agreed criteria and there is boundary of enforceability. A single authority is the key to the success of the Christian calendar being a global calendar. Thus, the hijri calendar needs to take steps as the Christian calendar. The sole authority of the government is the strategy of solving the problem of hijri calendar. The government's active role by forming the Act is necessary to lock all efforts that have been made by many parties. Any criteria and system to be used with the involvement of a country that has the power, then the results of meetings will be meaningful. Since the issue of the hijri calendar is not only a matter of science and shari'ah, it must also involve political power.


Tulisanini membahas tentang pendekatan politik dalam hal ini melalui otoritas pemerintah sebagai upaya unifikasi kalender hijriyah agar sejajar dengan kalender Masehi. Kalender hijriyah sangat dibutuhkan oleh umat Islam karena terkait erat dengan pelaksanaan ibadah. Kalender ini sudah berjalan 14 abad, namun belum menjadi kalender universal yang memberikan kepastian bagi umat Islam. Kalender masehi dapat menjadi kalender global membutuhkan waktu 19 abad. Banyak perubahan yang harus dijalani kalender Masehi. Tiga syarat utama untuk membentuk kalender yang mapan telah dipenuhi oleh kalender Masehi yaitu ada otoritas tunggal, ada kriteria yang disepakati dan ada batasan wilayah keberlakuan. Otoritas tunggal merupakan kunci dari kesuksesan kalender Masehi menjadi kalender global. Dengan demikian, kalender hijriyah perlu mengambil langkah sebagaimana kalender Masehi. Otoritas tunggal dari pemerintah merupakan strategi penyelesaian masalah kalender hijriyah. Peran aktif pemerintah dengan membentuk Undang-Undang sangat diperlukan untuk mengunci semua upaya yang telah dilakukan oleh banyak pihak. Kriteria dan sistem apapun yang akan digunakan dengan melibatkan negara yang memiliki kekuatan, maka hasil-hasil pertemuan yang dilakukan akan bermakna. Karena persoalan kalender hijriyah bukan hanya persoalan sains dan syari’ah, namun juga harus melibatkan kekuatan politik.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Qulub, Siti Tatmainul. “Pendekatan Politik Sebagai Strategi Unifikasi Kalender Hijriyah Sejajar Dengan Kalender Masehi”. Jurnal Bimas Islam 10, no. 3 (September 30, 2017): 451–472. Accessed November 21, 2024. https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/31.
Section
Articles

References

Ahmad Izzuddin, “Kesepakatan Untuk Kebersamaan (Sebuah Syarat Mutlak Menuju Unifikasi Kalender Hijriyah)”, dalam Kumpulan Papers Lokakarya Internasional Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang 2012 dengan tema Penyatuan Kalender Hijriyah (Sebuah Upaya Pencarian Kriteria Hilal yang Objektif Ilmiah)
Anwar, Syamsul,Hari Raya & Problematika Hisab Rukyat, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, Cet. I, 2008.
Badan Hisab dan Rukyat Depag RI. Almanak Hisab Rukyat. Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981.
Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi,Kalender Sejarah dan Arti Pentingnya dalam Kehidupan, Semarang: CV. Bisnis Mulia Konsultama, 2014.
_______. Kalender Islam Lokal ke Global, Problem dan Prospek, Medan: OIF UMSU, 2016.
Diponingrat, Muhammad Wardan,Ilmu Hisab (Falak). Cet. I, Yogyakarta: Toko Pandu, 1992.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2010. Almanak Hisab Rukyat.
Hambali, Slamet,Almanak Sepanjang Masa, Sejarah Sistem Penanggalan Masehi, Hijriyah dan Jawa. Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2011.
https://tdjamaluddin.wordpress.com/2017/05/29/penyatuan-kalender-islam/ diakses 20 Februari 2017.
Izzuddin, Ahmad,FiqihHisab Rukyah di Indonesia (Sebuah Upaya Penyatuan Madzhab Hisab dan Madzhab Rukyat), Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003.
M. Ma’rifat Imam, “Analisis Fikih Kalender Hijriyah Global”,Jurnal Misykat Al-Anwar, Vol. 21, No. 1, 2016.
Nawawi, Abdul Salam,Ilmu Falak. Sidoarjo: Aqoba Press, 2010.
Pedoman Pejabat Urusan Agama Islam,Ketetapan MUI Nomor 2 Tahun 2004.Jakarta: Departemen Agama Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji, 2005.
Ruskanda, Farid, dkk. Rukyat dengan Teknologi. Jakarta: Gema Insani Press, 1994.
Saksono, Tono. Mengkompromikan Rukyah & Hisab. Jakarta: PT. Amytas Publicita, 2007
Said Aqil Siradj, “Memahami Sejarah Hijrah”. REPUBLIKA, Rabu 9 Januari 2008.
Siti Tatmainul Qulub,“Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan Mohammad Ilyas”. Jurnal Al-Marshad, Vol. 3, No. 1, 2017.
Susiknan Azhari, “Respons Hasil Konferensi Penyatuan Kalender Islam Turki 2016”, dalam Prosiding Seminar Nasional Kalender Islam Global (Pasca Muktamar Turki 2016), Medan, 3-4 Agustus 2016.
Syamsul Anwar, “Kalender Hijriah Global, Penyatuan Jatuhnya Hari Arafah”Makalah.
Thomas Djamaluddin, “Kalender Hijriyah Bisa Memberi Kepastian Setara dengan Kalender Masehi”, dalam Kumpulan Papers Lokakarya Internasional Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang 2012 dengan tema Penyatuan Kalender Hijriyah (Sebuah Upaya Pencarian Kriteria Hilal yang Objektif Ilmiah)
Thomas Djamaluddin, “Analisis Visibilitas Hilal UntukUsulan Kriteria Tunggal di Indonesia”, dalam http://tdjamaluddin.wordpress.com. diakses 30 Maret 2017.