Kitab Nūr al-Ṣalāh Karya Tengku Muhammad Saleh (1901-1966): Internalisasi “Salat” Perspektif Tradisi Melayu

Main Article Content

Muhammad Tarobin

Abstract

This paper presents the study results of the NÅ«r al-á¹¢alÄh book by Tengku Muhammad Saleh (1901-1966), a Moslem scholar in Lingga Island, Riau Islands. Through intertextual study of that book and several other opuses, this paper proves that the fiqh books writing in the Malay-Indonesian region, especially in Lingga Island and its surroundings, it is not much different from the fiqh books writing in other Malay regions, which are more dominant in using fiqh books references written by Malay Moslem scholars and written using Malay. This is done so that the books are easily understood and impregnated by Malay readers. However, more than just a translation effort, the author makes an effort to instill an understanding and value which is in a sociological perspective known as internalization. When trying to internalize the values ​​prayer spirit, Tengku Muhammad Saleh did several things: first, writing using Malay. Second, translating reading texts when praying into Malay, every word and /or phrase. Third, completing with an theosophy explanation behind every movement, reading or a certain amount of movement when praying. When explaining the importance of prayer, TMS built the argument that prayer is a form of gratitude to Allah.


Tulisan ini menyajikan hasil kajian terhadap kitab NÅ«r al-á¹¢alÄh karya Tengku Muhammad Saleh (1901-1966), seorang ulama di Pulau Lingga, Kepulauan Riau. Melalui studi intertekstual atas kitab tersebut dan beberapa karya lainnya, tulisan ini membuktikan, bahwa penulisan kitab fikih di wilayah Melayu-Indonesia, khususnya di Pulau Lingga dan sekitarnya, tidak jauh berbeda dengan penulisan kitab fikih di wilayah Melayu lainnya, yakni lebih dominan menggunakan referensi kitab-kitab fikih yang dikarang oleh ulama Melayu dan ditulis menggunakan bahasa Melayu. Hal tersebut dilakukan agar kitab-kitab tersebut mudah difahami dan diresapi oleh pembaca dari kalangan Melayu. Namun, lebih dari sekedar upaya penerjemahan, pengarang melakukan upaya menanamkan suatu paham dan nilai yang dalam perspektif sosiologis dikenal sebagai internalisasi. Ketika melakukan upaya internalisasi nilai dan spirit ibadah salat, Tengku Muhammad Saleh melakukan beberapa hal: pertama; menulis dengan menggunakan--- bahasa Melayu. Kedua, menerjemahkan teks bacaan-bacaan ketika salat ke dalam bahasa Melayu, setiap kata dan/atau frasa. Ketiga, melengkapi dengan penjelasan teosofi dibalik setiap gerakan, bacaan atau jumlah tertentu gerakan ketika salat. Saat menjelaskan pentingnya ibadah salat, TMS membangun argumentasi bahwa salat merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Tarobin, Muhammad. “Kitab NÅ«r Al-á¹¢alāh Karya Tengku Muhammad Saleh (1901-1966): Internalisasi “Salat” Perspektif Tradisi Melayu”. Jurnal Bimas Islam 11, no. 1 (March 30, 2018): 1–42. Accessed December 22, 2024. https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/45.
Section
Articles

References

Abdullah, Hawash. 1980. Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya di Nusantara. Surabaya: Al-Ikhlas.
Azra, Azyumardi. 2007. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Jakarta: Kencana Prenada Media.
al-Barûsawî, Ismâʻîl Haqqî. t.t. Rûh al-Bayân fî Tafsîr al-Qurân. Beirut: Dār Ihyā al-Turâth al-ʻArabî. Dokumen pdf diunduh dari https://archive.org/details/0315018.
Baso, Ahmad. 2012. Pesantren Studies; Buku Kedua: Kosmopolitanisme Peradaban Kaum Santri di Masa Kolonial (Pesantren, Jaringan Pengetahuan dan Karakter Kosmopolitan-Kebangsaannya). Jakarta: Pustaka Afid.
Bruinessen, Martin van. 1995. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.
-----. 1996. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. Bandung: Mizan.
Dahlan, Ahmad. 2014. Sejarah Melayu. Jakarta: KPG.
Darmawi, Ade. 2003. Ibrah Keagamaan dalam Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Karya Syekh Abdurrahman Shiddiq al-Banjari. Pekanbaru: Alaf Riau.
Firmansyah, “Internalisasi Nilai-Nilai PAI Melalui Metode Pembiasaan pada Siswa MTs Al-Kautsar Ranggo”, Jurnal Studi Pendidikan Islam “Al-Furqan” Vol. V No. 2 Edisi September 2017-Februari 2018.
Hadi, Syofyan. 2011. Naskah al-Manhal al-‘adhb li al-dzikr al-qalb: Kajian atas Dinamika Perkembangan Ajaran Tarekat Naqshabandiyah Khalidiyah di Minangkabau. Tangerang Selatan: LSIP.
Gross, David. 1992. The past in ruins: tradition and the critique of modernity (Massachussets: The University of Massachussets Press.
Güzelhisari, Mustafa ibn Muhammad. 1828. Hilyah al-Nâjî ʻalâ al-Syarh al-Halabî. Dokumentasi Digital oleh Perpustakaan Nasional Austria pada 7 Februari 2013 diakses dari https://books.google.co.id/books.
Hamidy, UU. 2003. Teks dan Pengarang di Riau. Pekanbaru: Cindai Wangi Publishing House.
-----. 2014. Naskah Melayu Kuno Daerah Riau. Pekanbaru: Yayasan Sagang.
Hassan, Alimuddin, “Historiografi Melayu: Kajian atas Tuhfah al-Nafs Karya Raja Ali Haji” Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 8, No. 2, Juli-Desember 2009, h. 396-431.
----, “Pemikiran Keagamaan Raja Ali Haji,” Jurnal Sosial Budaya Vol. 12, No. 2, Juli-Desember 2015, h. 243-260.
Junus, Hasan. 2002. Raja Ali Haji: Budayawan di Gerbang Abad XX. Pekanbaru: UNRI Press.
Mahdini. 2007. Raja dan Kerajaan dalam Kebudayaan Melayu. Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau.
Mastuki HS dan M. Ishom El-Saha (ed.), Intelektualisme Pesantren (Seri 2): Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Perkembangan Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2003.
Nor bin Ngah, Mohd. 1983. Kitab Jawi: Islamic Thought of The Malay Muslim Scholars. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
Reid, Anthony dan David Marr (ed.). 1983. Dari Raja Ali Haji Hingga Hamka, terj. Th. Sumarthana. Jakarta: Grafiti Pers.
Roza, Ellya, “Tinjauan Sejarah Terhadap Naskah dan Teks Kitab Pengetahuan Bahasa, Kamus Logat Melayu Johor Pahang Riau Lingga Karya Raja Ali Haji,” Jurnal Sosial Budaya Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2012.
Salim, Peter dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.
Saʻûdî, Muhammad Saleh Abû Husein. 1954. Nūr al-Shalâh. Singapura: Al-Ahmadiyah Press.
Syahri, Aswandi, Jan van der Putten, Alex Teoh. Katalogus Naskah Melayu: Koleksi Tengku Muhammad Salleh. 2010. Tidak diterbitkan.
Teeuw, A. 1988. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya.
Tehrani, Faisal. 2012. Perempuan Nan Bercinta. Kuala Lumpur: ITBM.
Tim Peneliti. 2011. Koleksi Naskah-Naskah Fikih di Perpustakaan dan Museum Daerah. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta.


Internet, Wawancara dll.

'Abdullah, Haji Wan Mohd Shaghir. 2010. “Al-Bahr Al-Wâfî: Kitab Fiqh Terbaik” http://khazanahfathaniyah.blogspot.co.id/2010/03/cetakan-ulangan-terbaharu-kitab-al-bahr.html diakses maret 2018.
Abdullah, Wan Mohd. Shaghir. 2005. “Syeikh Ahmad Yunus Lingga-Pakar Bahasa Melayu di Mekah”, dalam http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2005&dt=1107&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm diakses 31 Januari 2018.
KBBI offline versi 1.5.1.
Syamsuddin, Sahiron. 2011. Metode Penelitian Teks. Dalam rumahkitab.com. http://www.rumahkitab.com/pelatihan/metodologi ­ penelitian/62­ meneliti ­ teks.html. Diakses tanggal 31 Januari, 2014.
Tengku Muhammad Saleh Damnah, 1951, “Riwayat Sirah Saya”. Teks ini merupakan memoar pribadi yang ditulis secara ringkas oleh TMS, ditulis di atas lembaran folio bergaris, Daik, pada 23 Syawal 1370 H, bertepatan pada 27 Juli 1951.
Wawancara dengan Tengku Husein bin Tengku Muhammad Saleh pada akhir 26 Pebruari 2018.